“Seperti
daun yang berguguran karena terpaan angin, aku bisa apa . . . .”
Senja sore diufuk barat terlihat megah,
namun tak begitu dengan hariku saat ini. Entahlah, bimbang dan gamang. Fikiran yang
sedari tadi menerawang jauh ke atas, burung berkicau seakan ikut memberi
nasehat kepadaku sore ini. Angin semilir bertiup dari jendela tempatku duduk,
ranting pohon disamping rumah melambai-lambai seolah ingin memelukku, ikut
merasakan kegamangan hatiku. Ya, bagaimana mungkin aku bisa sesayang ini dengan
lelaki yang belum pernah kutemui sama sekali, bahkan dialam mimpi pun aku jga
belum bertemu. Alam dimana kita bisa menjadi apa saja yang kita mau tanpa ada
satu takdir pun yang menghalanginya.
Kulirik Buku Atlas semasa aku sekolah dasar
dulu, sudah usang sih, tapi masih sering kubuka dan kulihat, hanya untuk
memastikan kota bandung tak pergi menjauh dari solo *lhah emang bisa menjauh :D
Aku menarik nafas panjang, kenapa harus ada puluhan kota diantara kota dimana
kita tinggal, kenapa harus ada lautan yang membatasi. Kaki ini sepertinya sudah
tak sabar menginjak tanah di bumi Alloh yang katanya indah itu *bukankah semua ciptaan Alloh itu indah,
entah itu Bumi, Bulan, Bintang, Matahari, ataupun segala isinya, termasuk kamu
:)
Ada kota lain yang berada diantara kota
tinggal, sama halnya dengan ada “orang lain” diantara hati kita. Aku tau ini
sulit, tapi this is real. Batu karang dilaut itu kuat, kokoh walaupun diterjang
ombak, tapi sadarkah ?? dia terkikis setiap ombak datang. Maybe, itu
perumpamaan juga cocok untuk aku.
cinta dunia maya? :-o
BalasHapussegera di-nyata-kan saja :-)
aamiin doanya yee hehe :D
BalasHapus